Latar Belakang
Apakah mudah menjadi orang tua? Pertanyaan yang serig kali menggelitik bagi setiap keluarga muda yang mudah dijawab tapi sulit dilakukan ketika praktek dilakukan tidak ada sebuah keluarga pun yang tidak terluput dari masalah anak dan orang tua. Salah satu yang menjadi kendala bagi keluarga muda adalah konsep mengenai apa itu keluarga itu .
Mitos menjadi orang tua mengatakan bahwa setelah menikah sebaiknya mempunyai anak sebagai pelengkap dari keluarga baru. Pelengkap disini adalah bagian saja tanpa embel-embel lain yang seharusnya menjadi dasar pertimbangan dari suatu keluarga. Konsep menjadi orang tua itu yang benar adalah kebahagiaan anak adalah kebahagiaan orang tua sehingga harmonisasi keluarga harus dijaga dan ditumbuhkan tidak dibiarkan saja ketika masalah ada.
Apa yang akan dilakukan oleh orang tua jika dia mendapat kesulitan jika anaknya nakal, tidak mau belajar, sering bertengkar/berhantam, menyendiri , tidak mau bergaul dengan anak lain. Banyak yang mengatasinya dengan apa yang kelihatan di permukaan , biasanya dengan solusi klasik, menanyakan dan memberikan masukan, membimbing sesuai naluri kepada anak. Sebenarnya hal ini tidak me
Mengapa mendidik anak yang benar itu sangat penting?
Cerita seorang petani yang diminta menanam padi. Petani sudah mengetahui seluk beluk menanam padi dari tahun ke tahun dan hasilnya cukup meyakinkan. Tidak ada masalah katanya. Namun, ketika padi itu sudah ditanam sesuai dengan pupuknya, airnya, dan panas sesuai yang dibutuhkan, ternyata ada saja padi yang bertumbuh tidak sesuai dengan apa yang ingin dihasilkan, Padi itu tumbuh kurus dan akhirnya tidak berguna. Ketika diajukan pertanyaan kepada petani apakah dia sudah memikirkan bagaimana pengelolaan tanah yang akan dijadikan ladang/sawah dari padi yang akan ditanam. Suatu hal yang mendasar ternyata dilupakan. Tanah harus digali dulu dan diberikan pupuk dan dibiarkan kering beberapa waktu dan bersih dari hama . Ketika tanah sudah tepat waktu untuk ditanami, barulah tanaman tadi boleh ditanam.
Bayangkan apakah jadinya jikalau anak anda tidak mendapat didikan atau penanganan masalah yang tepat. Marilah kita mengantisipasi dan memberikan yang terbaik baik anak demi kebahagiaan anak dan keluarga kita sehingga keluarga bahagia dan harmonis dapat tercapai. Sebaiknya kita mulai dengan mendidik anak dengan suatu ilmu keluarga yang dapat kita temukan melalui pemahaman diri, anak, strategi pemahaman dan perkembangan anak.
Bagaimana caranya mengatasi masalah anak?
Tidak mudah karena tiap masalah ada akar masalah yang harus diketahui. Sebagai contoh jika anak yang mogok sekolah. Kita harus menganilisa apa yang terjadi itu harus dari akar masalah penyebabnya. Penyebabnya harus kita cari :
1. Keadaan yang tidak menyenangkan
Seringkali anak tidak mau sekolah karena ada seorang anak yang lain yang melukai hatinya misalnya anak tersebut
mengompol dan akhirnya ada anak lain yang melihatnya. Temannya mengolok-olok sehingga dia malu dan mogok
sekolah.
2. Keadaan orang tua yang tidak mengakomodasi emosi anak
Seorang anak, ibunya seorang single parent, sangat sibuk sebagai pekerja dari pagi hingga sore hari harus
bekerja di kantor. Dia minta agar ibunya dapat mengantar sekolah karena anak merasa perlu perhatian ibunya.
3. Keadaan hubungan antara orang tua dan anak
Ketika anak balita masuk sekolah, para ibu yang sibuk dengan pekerjaan kurang memperhatikan
perkembangan dari materi yang diberikan, Anak mendapat kesulitan dan menanyakan kepada ibunya.
Ibunya mempunyai keadaan phisik yang lelah menyebabkan emosi meledak dengan mengatakan anak yang bodoh.
Setelah mengetahui apa yang menjadi akar permasalahan, kita akan mencari solusi yang dapat kita gunakan . Solusi yang tepat membuat akar masalah selesai dan anak dapat bertumbuh dan berkembang dengan sehat dan optimal.
Saya akan membantu bagi anda yang masih mendapat kesulitan mengindentifikasi akar masalah yang dihadapi dan mencari solusinya. Mencari dan menemukan yang tepat adalah harapan bagi kita semua agar kita dapat membangun keluarga yang bahagia, harmonis .
Ina Tanaya
HP 08128390431